History by Rina Adityana
Sejarah
secara sempit adalah sebuah peristiwa manusia yang bersumber dari
realisasi diri, kebebasan dan keputusan daya rohani. Sedangkan secara
luas, sejarah adalah setiap peristiwa (kejadian). Sejarah adalah catatan
peristiwa masa lampau, studi tentang sebab dan akibat. Sejarah kita
adalah cerita hidup kita.
Sejarah sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa karena:
- Sejarah merupakan gambaran kehidupan masyarakat di masa lampau
- Dengan sejarah kita dapat lebih mengetahui peristiwa/kejadian yang terjadi di masa lampau
- Peristiwa yang terjadi di masa lampau tersebut dapat dijadikan pedoman dan acuan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di masa kini dan yang akan datang
- Dengan sejarah kita tidak sekedar mengingat data-data dan fakta-fakta yang ada tetapi lebih memaknainya dengan mengetahui mengapa peristiwa tersebut terjadi
A. Pengertian sejarah
Secara etimologi atau asal katanya Sejarah diambil dari berbagai macam istilah. Diantaranya:
Kata dalam bahasa Arab yaitu syajaratun artinya pohon.
Kata dalam bahasa Arab yaitu syajaratun artinya pohon.
Mereka mengenal juga kata syajarah annasab, artinya pohon silsilah.
Pohon
dalam hal ini dihubungkan dengan keturunan atau asal usul keluarga
raja/ dinasti tertentu. Hal ini dijadikan elemen utama dalam kisah
sejarah pada masa awal. Dikatakan sebagai pohon sebab pohon akan terus
tumbuh dan berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih
komplek/ maju. Sejarah seperti pohon yang terus berkembang dari akar
sampai ke ranting yang terkecil.
· Dalam bahasa Jerman, yaitu Geschichte berarti sesuatu yang telah terjadi.
· Dalam bahasa Belanda yaitu Geschiedenis, yang berarti terjadi.
· Dalam bahasa Inggris yaitu History, artinya masa lampau umat manusia.
· Kata History sebenarnya diturunkan dari bahasa latin dan Yunani yaitu Historia artinya informasi/pencarian, dapat pula diartikan Ilmu.
Hal
ini menunjukkan bahwa pengkajian sejarah sepenuhnya bergantung kepada
penyelidikan terhadap perkara-perkara yang benar-benar pernah terjadi.
Istor dalam bahasa Yunani artinya orang pandai Istoria artinya ilmu yang khusus untuk menelaah gejala-gejala dalam urutan kronologis.
Berdasarkan
asal kata tersebut maka sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang
telah terjadi pada waktu lampau dalam kehidupan umat manusia. Sejarah
tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia dan bahkan berkembang
sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana
ke tingkat yang lebih maju atau modern.
Berdasarkan bahasa Indonesia, sejarah mengandung 3 pengertian:
1. Sejarah adalah silsilah atau asal-usul.
2. Sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
3. Sejarah adalah ilmu, pengetahuan, dan cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.
Jadi pengertian sejarah adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang
telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
B. KONSEP DASAR SEJARAH
Sejarah mempunyai sifat yang khas dibanding ilmu yang lain,yaitu:
1) Adanya masa lalu yang berdasarkan urutan waktu atau kronologis.
2) Peristiwa sejarah menyangkut tiga dimensi waktu yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang
3) Ada hubungan sebab akibat atau kausalitas dari peristiwa tersebut
4) Kebenaran
dari peristiwa sejarah bersifat sementara (merupakan hipotesis) yang
akan gugur apabila ditemukan data pembuktian yang baru.
Sejarah
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara sistematis
keseluruhan perkembangan proses perubahan dinamika kehidupan masyarakat
dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi di masa lampau.
Mengapa Sejarah selalu berhubungan dengan masa lalu/lampau:
Masa lampau
itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa
lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup.
Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam
sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan
dilupakan begitu saja sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang
terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak
dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa
mendatang. Sehingga, sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di
masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang.
Masa Lampau,
merupakan masa yang telah dilewati oleh masyarakat suatu bangsa dan
masa lampau itu selalu terkait dengan konsep-konsep dasar berupa waktu,
ruang, manusia, perubahan, dan kesinambungan atau when, where, who, what, why, dan How.
Kejadian
yang menyangkut kehidupan manusia merupakan unsur penting dalam sejarah
yang menempati rentang waktu. Waktu akan memberikan makna dalam
kehidupan dunia yang sedang dijalani sehingga selama hidup manusia tidak
dapat lepas dari waktu karena perjalanan hidup manusia sama dengan
perjalanan waktu itu sendiri. Perkembangan sejarah manusia akan
mempengaruhi perkembangan masyarakat masa kini dan masa yang akan
datang.
C. Sejarah dari berbagai sudut pandang
Sejarah dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu :
1. Sejarah sebagai Peristiwa
Sejarah
merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sehingga sejarah
sebagai peristiwa yaitu peristiwa yang sebenarnya telah
terjadi/berlangsung pada waktu lampau. Sejarah melihat sebagaimana/
seperti apa yang seharusnya terjadi (histoir realite). Sejarah sebagai peristiwa merupakan suatu kejadian di masa lampau yang hanya sekali terjadi serta tidak bisa diulang.
Ciri utama dari Sejarah sebagai peristiwa adalah sebagai berikut.
· Abadi,
Karena peristiwa tersebut tidak berubah-ubah.
Sebuah peristiwa yang sudah terjadi dan tidak akan berubah ataupun
diubah. Oleh karena itulah maka peristiwa tersebut atas tetap dikenang
sepanjang masa.
· Unik,
Karena peristiwa itu hanya terjadi satu kali. Peristiwa tersebut tidak dapat diulang jika ingin diulang tidak akan sama persis.
· Penting,
Karena peristiwa yang terjadi tersebut mempunyai arti bagi seseorang bahkan dapat pula menentukan kehidupan orang banyak.
Tidak
semua peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah. Sebuah kenyataan
sejarah dapat diketahui melalui bukti-bukti sejarah yang dapat menjadi
saksi terhadap peristiwa yang telah terjadi. Agar sebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah maka harus memenuhi ciri-ciri berikut ini.
a. Peristiwa tersebut berhubungan dengan kehidupan manusia baik sebagai individu maupun kelompok.
b. Memperhatikan dimensi ruang dan waktu (kapan dan dimana)
c. Peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain
Contoh: peristiwa ekonomi yang terjadi bisa disebabkan oleh aspek politik, sosial dan budaya.
d. Adanya hubungan sebab-akibat dari peristiwa tersebut.
Adanya
hubungan sebab akibat baik karena faktor dari dalam maupun dari luar
peristiwa tersebut. Penyebab adalah hal yang menyebabkan peristiwa
tersebut terjadi.
e. Peristiwa sejarah yang terjadi merupakan sebuah perubahan dalam kehidupan.
Hal
ini disebabkan karena sejarah pada hakekatnya adalah sebuah perubahan
dalam kehidupan manusia. Selain itu, sejarah mempelajari aktivitas
manusia dalam konteks waktu. Perubahan tersebut dapat meliputi berbagai
aspek kehidupan seperti politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Peristiwa
adalah kenyataan yang bersifat absolut atau mutlak dan objektif.
Sejarah sebagai peristiwa merupakan suatu kenyataan yang objektif
artinya kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi dalam kehidupan
masyarakat manusia. Kenyataan ini dapat dilihat dari fakta-fakta
sejarahnya. Peristiwa-peristiwa sejarah tersebut dapat dilihat dari
berbagai aspek kehidupan manusia seperti peristiwa politik, ekonomi, dan
sosial.
2. Sejarah sebagai Kisah
Sejarah sebagai kisah merupakan rekonstruksi dari suatu peristiwa yang dituliskan maupun diceritakan oleh seseorang.
Sejarah sebagai sebuah kisah dapat berbentuk lisan dan tulisan.
Bentuk lisan,
Contoh penuturan secara lisan baik yang dilakukan oleh seorang maupun kelompok tentang peristiwa yang telah terjadi.
Bentuk tulisan, dapat berupa kisah yang ditulis dalam buku-buku sejarah.
Sejarah
sebagai kisah sifatnya akan subjektif karena tergantung pada
interpretasi atau penafsiran yang dilakukan oleh penulis sejarah.
Subjektivitas terjadi lebih banyak diakibatkan oleh faktor-faktor
kepribadian si penulis atau penutur cerita.
Sejarah
sebagai kisah dapat berupa narasi yang disusun berdasarkan memori,
kesan, atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang
terjadi pada waktu lampau. Sejarah sebagai kisah dapat diulang, ditulis
oleh siapapun dan kapan saja. Untuk mewujudkan sejarah sebagai kisah
diperlukan fakta-fakta yang diperoleh atau dirumuskan dari sumber
sejarah. Tetapi tidak semua fakta sejarah dapat diangkat dan dikisahkan
hanya peristiwa penting yang dapat dikisahkan.
Faktor yang harus diperhatikan dan mempengaruhi dalam melihat sejarah sebagai kisah, adalah sebagai berikut.
· Kepentingan yang diperjuangkannya
Faktor
kepentingan dapat terlihat dalam cara seseorang menuliskan dan
menceritakan kisah/peristiwa sejarah. Kepentingan tersebut dapat berupa
kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompok.
Contoh:
Seorang
pencerita biasanya akan lebih menonjolkan perannya sendiri dalam suatu
peristiwa. Misalnya, seorang pejuang akan menceritakan kehebatanya dalam
menghadapai penjajah.
· Kelompok sosial dimana dia berada
Dalam
hal ini adalah lingkungan tempat ia bergaul, berhubungan dengan sesama
pekerjaannya atau statusnya. Darimana asal pencerita sejarah tersebut
juga mempengaruhi cara penulisan sejarah.
Contoh:
Seorang
sejarawan akan menulis sejarah dengan menggunakan kaidah akademik ilmu
sejarah sedang seorang wartawan akan menulis sejarah dengan bahasa
wartawan.
· Perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya
Pengetahuan dan latar belakang kemampuan ilmu yang dimiliki pencerita sejarah juga mempengaruhi kisah sejarah yang disampaikan.
Hal
tersebut dapat terlihat dari kelengkapan kisah yang akan disampaikan,
gaya penyampaian, dan interpretasinya atas peristiwa sejarah yang akan
dikisahkannya.
· Kemampuan bahasa yang dimilikinya
Pengaruh
kemampuan bahasa seorang penutur/pencerita sejarah sebagai kisah
terlihat dari hasil rekonstruksi penuturan kisah sejarah. Hal ini akan
sangat bergantung pada kemampuan bahasa si penutur kisah sejarah.
3. Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari masa lampau manusia. Sebagai ilmu, sejarah merupakan ilmu pengetahuan ilmiah yang memiliki seperangkat metode dan teori yang dipergunakan untuk meneliti dan menganalisa serta menjelaskan kerangka masa lampau yang dipermasalahkan.
Sejarawan
harus menulis apa yang sesungguhnya terjadi sehingga sejarah akan
menjadi objektif. Sejarah melihat manusia tertentu yang mempunyai tempat
dan waktu tertentu serta terlibat dalam kejadian tertentu sejarah tidak
hanya melihat manusia dalam gambaran dan angan-angan saja.
Sejarah
sebagai ilmu memiliki objek, tujuan dan metode. Sebagai ilmu sejarah
bersifat empiris dan tetap berupaya menjaga objektiviatsnya sekalipun
tidak dapat sepenuhnya menghilangkan subjektifitas.
Menurut Kuntowijoyo, ciri-ciri atau karakteristik sejarah sebagai ilmu adalah sebagai berikut.
a. Bersifat Empiris
Empiris berasal dari kata Yunani emperia artinya pengalaman, percobaan, penemuan, pengamatan yang dilakukan.
Bersifat
empiris sebab sejarah melakukan kajian pada peristiwa yang sungguh
terjadi di masa lampau. Sejarah akan sangat tergantung pada pengalaman
dan aktivitas nyata manusia yang direkam dalam dokumen. Untuk
selanjutnya dokumen tersebut diteliti oleh para sejarawan untuk
menemukan fakta yang akan diinterpretasi/ditafsirkan menjadi tulisan
sejarah. Sejarah hanya meninggalkan jejak berupa dokumen.
b. Memiliki Objek
Objek sejarah yaitu perubahan atau perkembangan aktivitas manusia dalam dimensi waktu (masa lampau).
Waktu
merupakan unsur penting dalam sejarah. Waktu dalam hal ini adalah waktu
lampau sehingga asal mula maupun latar belakang menjadi pembahasan
utama dalam kajian sejarah.
c. Memiliki Teori
Teori merupakan pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa. Teori dalam
sejarah berisi satu kumpulan tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu.
Teori tersebut diajarkan berdasarkan keperluan peradaban. Rekonstruksi
sejarah yang dilakukan mengenal adanya teori yang berkaitan dengan sebab
akibat, eksplanasi, objektivitas, dan subjektivitas.
d. Memiliki Metode
Metode merupakan
cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai suatu maksud. Setiap
ilmu tentu memiliki tujuan. Tujuan dalam ilmu sejarah adalah
menjelaskan perkembangan atau perubahan kehidupan masyarakat. Metode
dalam ilmu sejarah diperlukan untuk menjelaskan perkembangan atau
perubahan secara benar. Dalam sejarah dikenal metode sejarah guna
mencari kebenaran sejarah. Sehingga seorang sejarawan harus lebih
berhati-hati dalam menarik kesimpulan jangan terlalu berani tetapi
sewajarnya saja.
e. Mempunyai Generalisasi
Studi dari suatu ilmu selalu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan tersebut menjadi kesimpulan umum atau generalisasi. Jadi generalisasi merupakan sebuah kesimpulan umum dari pengamatan dan pemahaman penulis.
Ilmu
pengetahuan sosial sifatnya selalu berubah dan mudah terjadi sebab
kondisi setempat berubah, waktunya berubah, dan adanya pengaruh dari
luar. Manusia tetap ingin tahu yang terjadi di masa lampau. Sejarah berbeda dengan ilmu sosial/ kemanusiaan yang lain seperti antropologi dan sosiologi sebab :
ü Sejarah
membicarakan manusia dari segi waktu yang artinya sejarah memperhatikan
perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan.
ü Dalam
meneliti objeknya, sejarah berpegangan pada teorinya sendiri. Teori
tersebut ditemukan dalam setiap tradisi sejarah. Teori sejarah diajarkan
sesuai dengan keperluan peradaban masing-masing tradisi.
ü Sejarah juga mempunyai generalisasi, dalam menarik kesimpulan umumnya dapat juga sebagai koreksi terhadap ilmu-ilmu lain.
ü Sejarah juga mempunyai metode sendiri yang sifatnya terbuka dan hanya tunduk pada fakta.
ü Sejarah membutuhkan riset, penulisan yang baik, penalaran yang teratur dan sistematika yang runtut, serta konsep yang jelas.
4. Sejarah sebagai Seni
Sejarah sebagai seni merupakan suatu kemampuan menulis yang baik dan menarik mengenai suatu kisah/ peristiwa di masa lalu.
Seni dibutuhkan dalam penulisan karya sejarah karena:
· Jika hanya mementingkan data-data maka akan sangat kaku dalam berkisah.
· Tetapi jika terlalu mementingkan aspek seni maka akan menjadi kehilangan fakta yang harus diungkap.
· Sehingga seni dibutuhkan untuk memperindah penuturan/ pengisahan suatu cerita.
· Seperti seni, sejarah juga membutuhkan intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa.
· Seorang
sejarawan sebaiknya mampu mengkombinasikan antara pengisahan (yang
mementingkan detail dan fakta-fakta) dengan kemampuannya memanfaatkan
intuisi dan imajinasinya sehingga dapat menyajikan peristiwa yang
objektif, lancar, dan mengalir.
Ciri sejarah sebagai seni, terdapat :
Intuisi :
Intuisi merupakan kemampuan mengetahui dan memahami sesuatu secara langsung mengenai suatu topik yang sedang diteliti.
Dalam
penelitian untuk menentukan sesuatu sejarawan membutuhkan intuisi dan
untuk mendapatkannya ia harus bekerja keras dengan data yang ada.
Seorang sejarawan harus tetap ingat akan data-datanya, harus dapat
membayangkan apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang terjadi
sesudahnya. Berbeda dengan seorang seniman jika ingin menulis mungkin ia
akan berjalan-jalan sambil menunggu ilham sebelum melanjutkan proses kreatifnya.
Emosi :
Emosi merupakan luapan perasaan yang berkembang.
Emosi
diperlukan guna mewariskan nilai-nilai tertentu asalkan penulisan itu
tetap setia pada fakta. Dengan melibatkan emosi, mengajak pembaca
seakan-akan hadir dan menyaksikan sendiri peristiwa itu.
Gaya Bahasa :
Gaya bahasa merupakan
cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan
atau lisan. Gaya bahasa diperlukan sejarawan guna menuliskan sebuah
peristiwa. Gaya bahasa yang baik yaitu yang dapat menggambarkan
detail-detail sejarah secara lugas dan tidak berbelit-belit.
Imajinasi :
Imajinasi merupakan daya pikiran untuk membayangkan kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang (khayalan).
Imajinasi
diperlukan sejarawan untuk membayangkan apa yang sebenarnya terjadi,
apa yang sedang terjadi, serta apa yang akan terjadi.
D. PERSAMAAN dan PERBEDAAN SEJARAH dan ILMU ALAM
Persamaan sejarah dengan ilmu alam,Sama-sama berdasarkan pengalaman, pengamatan dan penyerapan.Sama-sama memiliki dasar teori dan metode.
Perbedaan sejarah dengan ilmu-ilmu alam.
1. Ilmu Alam :
Percobaan dalam ilmu alam dapat diulang-ulang
Percobaan dalam ilmu alam dapat diulang-ulang
Ilmu Sejarah :
Percobaannya tidak dapat diulang sebab hanya sekali terjadi.
Percobaannya tidak dapat diulang sebab hanya sekali terjadi.
Contoh:
Peristiwa G30SPKI hanya terjadi sekali dan tidak dapat diulang kembali untuk diperbaiki.
2. Ilmu Alam :
Objek dalam ilmu alam adalah semua makhluk hidup
Objek dalam ilmu alam adalah semua makhluk hidup
Ilmu Sejarah :
Objek dalam sejarah adalah segala peristiwa dalam aktivitas manusia
Objek dalam sejarah adalah segala peristiwa dalam aktivitas manusia
3. Ilmu Alam :
Hukum-hukum berlaku secara tetap tanpa memandang orang, tempat, waktu, dan suasana.
Hukum-hukum berlaku secara tetap tanpa memandang orang, tempat, waktu, dan suasana.
Sejarah :
Hukumnya sangat bergantung pada pengalaman manusia yang telah direkam sebagai dokumen untuk diteliti sejarawan guna menemukan fakta sejarah.
Hukumnya sangat bergantung pada pengalaman manusia yang telah direkam sebagai dokumen untuk diteliti sejarawan guna menemukan fakta sejarah.
4. Ilmu Alam :
Tujuan untuk menemukan hukum-hukum yang bersifat umum dan Nomotheis (berupa pendapat tunggal)
Tujuan untuk menemukan hukum-hukum yang bersifat umum dan Nomotheis (berupa pendapat tunggal)
Sejarah :
Tujuannya untuk menuliskan hal-hal yang bersifat khas dan bersifat ideografis (berupa banyak pendapat yang saling berkaitan)
Tujuannya untuk menuliskan hal-hal yang bersifat khas dan bersifat ideografis (berupa banyak pendapat yang saling berkaitan)
5. Ilmu Alam :
Kesimpulan umum (Generalisasi) untuk ilmu alam biasanya diakui kebenarannya dimana-mana (semua orang)
Kesimpulan umum (Generalisasi) untuk ilmu alam biasanya diakui kebenarannya dimana-mana (semua orang)
Sejarah :
Kesimpulan terlihat dari kebenaran suatu pola/kecenderungan dari suatu peristiwa sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan melihat masa yang akan datang. Sehingga kesimpulan dari sejarah tidak bisa langsung diakui oleh banyak orang, karena akan terus diperbaharui sejauh orang mampu menemukan bukti-bukti yang ada.
Kesimpulan terlihat dari kebenaran suatu pola/kecenderungan dari suatu peristiwa sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan melihat masa yang akan datang. Sehingga kesimpulan dari sejarah tidak bisa langsung diakui oleh banyak orang, karena akan terus diperbaharui sejauh orang mampu menemukan bukti-bukti yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar