Ilustrasi |
Dinamakan Telaga Tenggelam karena ada kaitannya dengan suatu peristiwa yang terjadi di waktu dahulu yang mengakibatkan kampong atau desa ini bernama Telaga Tenggelam. Ceriteranya demikian;
Ada seorang gadis cantik yang sangat elok dan cantik parasnya. Gadis ini sangat terkenal karena kecantikannya. Ia adalah anak dari seorang haji yang terkenal dan disegani di Kampung Telaga. Setiap pria yang melihatnya pasti simpati terhadapnya bahkan ada yang ingin menjual semua harta bendanya asalkan ia dapat menikah dengan gadis tersebut. Tapi karena ia sudah berjanji pada ayahnya untuk tidak berhubungan dengan siapapun kecuali direstui oleh ayahnya, maka ia pun teguh memegang janji tersebut.
Ia tidak berhubungan dengan seorang pemuda pun. Namun ia hanya bisa berdoa semoga Allah SAW dapat memberinya seorang jodoh yang direstui ayahnya.
Hari berganti hari, tahun berganti tahun namun gadis tersebut belum juga mendapat seorang jodoh. Suatu hari tepatnya di malam Jumat kliwon, dimana diadakan acara doa khusus yang melibatkan semua orang termasuk ayahnya, gadis ini duduk seorang diri di tepi pantai di atas batang pohon kelapa sambil merenung nasibnya yang malang. Dimana usianya yang telah dewasa namun belum juga menemukan jodoh.
Angin bertiup membawa ia dalam lamunannya. Rambutnya yang panjang dan hitam dibiarkan terurai oleh tiupan angin malam. Ia hanya duduk ditemani suaru deburan ombak dan tiupan angin malam.
Tiba-tiba ia dikejutkan oleh kedatangan seorang pemuda tampan yang telah berdiri di sampingnya. Seketika ia sadar dari lamunannya dan dengan wajah yang heran dan bingung ia menatap pemuda tersebut dengan tidak bosan-bosannya.
Pandangan yang kebingungan itu dibalas dengan senyum menawan dari sang pria. Ia menyatakan bahwa ia datang dari negeri seberang sambil menunjuk ke seberang lautan nan jauh. Karena gelapnya gadis itu tidak dapat melihat dengan jelas pulau yang ditunjuk oleh pemuda tadi.
Pertemuan itu membawa mereka berdua ke arah perkenalan bahkan sampai keambang percintaan. Walaupun baru pertama kali bertemu dengan pria itu, tapi gadis ini tidak menghiraukan apa yang akan terjadi karena hatinya begitu bergetar ketika menatap pemuda tersebut. Akhirnya mereka mulai menjalin hubungan cinta.
Mereka saling mencurahkan isi hati masing-masing, sehingga tak terasa malam pun semakin larut. Pria itu pun mohon pamit pulang ke rumahnya. Diapun mengijinkan pria itu pulang, ketika gadis itu ingin mengantarkan si pria pulang, dia dilarang sangat oleh pria itu dengan alasan ia takut gadis itu dicari oleh orang tuanya. Akhirnya sang gadis membatalkan niatnya walaupun rasa rindunya semakin membara.
Pria itupun pergi dan menghilang dibalik semak-semak tembakau. Tapi gadis itu tak menghiraukan yang sebenarnya terjadi, meskipun dalam hatinya seakan tersimpan suatu keanehan yang tak terduga. Akhirnya dia bermaksud membuktikan hal yang sebenarnya terjadi dikala dia akan bertemu dengan pria itu setiap malam Jumat pukul 24.00 di tepi pantai sesuai dengan janji si pria itu.
Sang gadis inipun berlalu dan pulang ke rumahnya dengan rasa gembira yang mengebu-ngebu. Keesokan harinya, ia menceriterakan semua itu kepada teman-temannya. Semua teman-temannya tidak percaya akan hal itu, namun karena dengan sungguh-sungguh dan serius diceriterakan, maka mereka akhirnya percaya.
Kini tiba saatnya yang kedua kali mereka bertemu. Tepatnya di malam Jumat dan pada tempat yang telah ditentukan. Pertemuan ini merupakan pertemuan yang sangat mengesankan bagi gadis itu. Karena dia merasa paling bahagia dan senang jika berada dalam pelukan si pria itu. Tak terasa merekapun akan berpisah. Di saat pria itu akan berpisah dan menjauh di balik semak belukar, sang gadis sempat mengintip apa sebenarnya yang terjadi.
Namun karena tidak diketahui oleh pria itu, akhirnya dia berhasil melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata pria itu adalah seekor buaya besar. Dikala dia keluar dari sarungnya dia menjadi seorang pemuda tampan dan jika hendak pulang dia masuk ke sarungnya dan kembali menjadi buaya besar.
Sekarang terungkap sudah siapa sebenarnya pemuda itu. Dengan adanya kejadian ini, mendorong gadis itu bertekad mencuri sarung dari buaya itu dikala mereka akan bertemu pada kali yang ketiga. Karena baginya sarung itu sangat unik dan indah sekali, bahkan seumur hidup baru pernah dia melihat sarung yang begitu berkilau-kilau.
Berbekal apa yang dilihat, diapun menceriterakan kepada teman-temannya kecuali kepada ayahnya yang kejam itu. Akibatnya dari dorongan teman-temannya akhirnya ia bertekad mencuri sarung itu. Sebab bagi mereka mungkin sarung itu dapat dipakai untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang diderita oleh penduduk Telaga.
Dengan penuh keyakinan dan kesabaran, diapun menunggu sampai datangnya hari yang ditentukan si pria itu. Pertemuan yang ketiga kali ini disambut dengan senang hati oleh sang gadis meskipun dalam hatinya tersimpan perasaan yang mencurigakan.
Pada saat mereka berdua duduk memadu kasih, sang gadispun memohon ke belakang sebentar untuk buang air kecil. Kesempatan itu dipakainya untuk mengambil sarung itu. Akhirnya niatnya terkabul. Diapun berhasil mengambil sarung dari pria itu dan disembunyikan di dalam perahu milik ayahnya, serta ditutup dengan potongan jaring ikan yang sudah usiag agar cahaya atau sinar terang dari sarung itu tidak terlihat oleh seorangpun.
Selesai itu diapun muncul kembali dengan wajah yang ceria sekali. Kedatangannya disambut dengan senang hati oleh pria itu walaupun tersirat juga rasa curiga di dalam hati pria tersebut. Tak lama kemudian si pria itu berpamitan untuk pulang, tepatnya pukul 03.00 menjelang subuh.
Ketika wajah pria itu menghilang dari pandangan mata si gadis, diapun berlari kegirangan karena telah terpenuhi keinginannya. Sesampainya di dalam rumah tiba-tiba terdengar olehnya suara tangis yang sedih sekali, diapun keluar mencari sumber suara itu. Ternyata suara itu berasal dari buaya besar yang sedang mengaung-ngaung yang tidak lain adalah pria itu.
Suara tangisan itupun terdengar oleh seluruh penduduk negeri Telaga sehingga membangunkan mereka dari tidur. Mereka berbondong-bondong keluar dan berlari kesana-kemari sambil berteriak minta pertolongan, karena melihat air mata buaya yang keluar tak hentinya. Tak terasa air mata buaya itu makin lama makin naik sehingga perlahan-lahan tenggelamlah negeri Telaga.
Sang gadis pun turut tenggelam hanyut dibawa air walaupun dia sudah menyelamatkan dirinya diatas bukit yang tinggi. Tenggelam sudah negeri Telaga menjadi lautan luas yang biru.
Tak terasa pagi pun tiba. Kini yang terlihat hanyalah lautan kosong yang menganga yang penuh dengan sejuta misterius sehingga menimbulkan rasa takut dan ngeri yang mendalam. Akibat dari peristiwa itu, maka terbentuklah nama negeri “Telaga Tenggelam” yang dikenal sampai sekarang ini.
(Sumber: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Maluku dan Malut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar