Jumat, 23 Oktober 2015

Masuknya Islam Di Lebala

“Sejarah Masuknya Islam di Kerajaan Labala ( Suatu Tinjauan Historis)
DRAFT
NAMA :HUSAINI ABUBAKAR
NIM : 40200109029
FAKULTAS : ADAB DAN HUMANIORA
JURUSAN : SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)
JUDUL : “Sejarah Masuknya Islam di Kerajaan Labala ( Suatu Tinjauan Historis)
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang masuk kedalam negara kepulauan terbesar di dunia diperkirakan lebih dari 3000 pulau , panjang wilayah kepulauaan Indonesia dari barat ke timur yaitu dari titik terbarat Sumatra sampai keperbatasan dengan Papua New Guinea adalah 5500 km. Lebarnya dari titik terutama sampai titik terselatan yaitu dari pulau Miangas ( kepulauan Talud ) ke pulau Roti ( Nusa Tenggara Timur ) adalah 1770 km, kepulauan Indonesia mempunyai area tanah sekitar 1904569 km2 ( 36.79 % dari luas area tanah dan lautan yang mencapai sekitar 5176800 km2 itu ).[1]
Selain memiliki wilayah yang begitu luas Indonesia juga mempunyai begitu banyak ragam budaya, suku bangsa, dan bahasa yang menjadikan negara ini kaya dengan segala ragam budaya, selain ragam budaya, Negara ini juga kaya akan sumber daya alam yang melimpah ruah akan tetapi sangat disayangkan dengan luasnya wilayah dan kurangnya sumberdaya manusia yang menyebabkan masih banyak kekayaan yang belum diekspos secara baik, salah satunya yang akan saya bahas dalam skripsi ini yaitu proses masuknya Islam di desa Labala, kecamatan wulandoni dan bagaimana akulturasi antara budaya yang telah ada dengan budaya Islam di daerah ini.
Berkaitan dengan Labala, desa ini terletak di selatan pulau Lembata, Kabupaten Lembata (sebelumnya masuk wilayah kabupaten Flores Timur), Kecamatan wulandoni, desa ini agak terisolasi, karena tekstur tanahnya yang berbukit-bukit.[2]
Transportasi utama menuju Labala adalah angkutan laut dengan menggunakan perahu motor dan darat dengan menggunakan mobil angkutan pedesaan yang bentuknya sangat unik dikarenakan angkutan ini adalah sejenis mobil truk yang dimodifikasi menjadi angkutan umum, Walaupun kawasan ini masih cukup terisolir hingga saat ini, namun ternyata cukup banyak menyimpan sejarah.
 Pada masa dulu, di daerah ini pernah berdiri kerajaan Labala yang menganut agama Hindu. Bukti keberadaannya bisa dilihat dari peninggalan prasasti yang menggunakan huruf Kawi, yang disebut oleh masyarakat setempat sebagai prasasti Berkah Kerama. Prasasti ini dianggap keramat, karena itu selalu diletakkan dalam posisi yang tinggi di rumah adat.[3] Dalam perkembangannya, desa Labala berganti nama menjadi Desa Gaya Baru Leworaja yang berarti “Lewo” dalam bahasa setempat adalah kampung menurut kamus besar bahasa Indonesia kampung adalah kesatuan administrasi terkecil yang menempati wilayah tertentu.[4] dan “ Raja” adalah penguasa menurut kamus besar bahasa Indonesia Raja adalah penguasa tertinggi pada suatu kerajaan (biasanya diperoleh sebagai warisan )[5], kemudian di artikan Leworaja adalah tempat berdiam para Raja . Hingga saat ini, nama yang terakhir masih tetap digunakan.
Sebelum penulis membahas mengenai proses masuknya Islam dikerajaan Labala sebelumnya kita harus mengetahui bahwa kedatangan Islam diberbagai daerah di Indonesia tidaklah bersamaan, demikian pula kerajaan – kerajaan dan daerah – daerah yang didatangnya mempunyai situasi politik dan sosial budaya yang berlainan.
Apa bila kita membahas mengenai masuknya Islam di wilayah timur Indonesia maka kita tidak bisa lari dari sejarah masuknya Islam di kerajaan Gowa dan Tallo, karena dengan Islamnya kerajaan Gowa maka Islam dengan mudah tersebar di seluruh pelosok Indonesia Timur, ada berbagai sumber yang mengatakan bahwa masuknya Islam ke wilayah Nusa Tenggra melalui kerajaan Gowa akan tetapi ada juga sumber yang mengatakan bahwa Islam masuk kewilayah Nusa Tenggara khususnya Nusa Tenggara Timur berasal dari kerajaan Islam Ternate.
Penelitian lain yang dilakukan dosen Undana, Drs. Munandjar Widyatmika menyebut, pada tahun 1680 Lohayong di Solor merupakan sebuah kerajaan Islam yang memiliki supremasi terhadap kerajaan Islam lainnya. Saat itu, Lohayong di Solor diperintah oleh seorang ratu bernama, Nyai Chili Muda, yang pada tahun 1663 mengirim surat kepada Gubernur Jenderal VOC di Batavia, memohon agak dikirimkan gading berukuran besar yang dijadikan bantal di kala ia wafat nanti.Ia juga menyebut, Kedang sebuah wilayah di timur Pulau Lembata merupakan bagian dari Kerajaan Ternate, semetara di selatan Pulau Lembata juga terdapat sebuah kerajaan Islam yakni Lebala dengan Raja terakhir Ibrahim Baha Mayeli. [6]
B. Rumusan Masalah
Beranjak dari gambaran umum diatas, maka dapat dikemukakan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses masuknya islam di kerajaan Labala ?
2. Bagaimana pola penyebaran dan pengembangannya ?
3. Bagaimana akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan Islam ?
4. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam proses Islamisasi di kerajaan Labala ?
C. Hipotesis
Adapun hipotsis dari beberapa permasalahan yang akan menjadi jawaban sementara adalah sebagai berikut:
1. Masuknya agama Islam di kerajaan Labala pada masa pemerintahan Raja Ibrahim Baha Mayeli dari dinasti Mayeli pada tahun 1923, atas ajakan anak dari Raja Ibrahim Baha mayeli yang memang telah lebih dahulu memeluk Islam.
2. Pola penyebaran dilakukan secara damai dan suka rela, karena Islam diterima pertama kali oleh Raja sehingga dapat mempermudah rakyat untuk menganut agama Islam yang mana mereka mengikuti jejak rajanya.
3. Faktor-faktor yang sangat mendukung dalam proses islamisasi di kerajaan Labala dikarenakan Islam masuk langsung kepenguasa sehingga rakyat dengan sukarela memeluk agama Islam, selain dari itu proses penyebaran Islam di kerajaan ini juga dibantu oleh beberapa kerajaan tetangga yang telah lebih dahulu memeluk agama Islam.
4. Kajian pustaka
Adapun penelitian yang dilakukan penulis terhadap permasalah ini belum pernah diteliti oleh atau dibahas oleh penulis lain dalam bentuk karya ilmiah, mungkin dikarenakan kurangnya informasi mengenai kerajaan Labala ini atau dikarenakan kurangnya putra daerah yang mampu mengangkat sejarah kerajaan ini kepermukaan , akan tetapi penulis berusaha semaksimal mungkin untuk membawa kepermukaan sejarah lokal yang terpendam ini menjadi sebuah karya ilmiah yang obyektif.
Walaupun pokok permasalahan yang diangkat oleh penulis belum pernah diteliti oleh penulis lain dalam bentuk karya ilmiah akan tetapi penulis tetap berpedomankan kepada teori-teori yang sudah ada. Adapun literatur-literatur yang digunakan penulis adalah Sejarah Nasional Indonesia jilid 3 yang menggambarkan tentang sejarah masuknya Islam di Indonesia dan beberapa literatur lain yang ada hubungannya dengan masuknya islam di kerajaan labala. Selain dari itu penulis juga mendapatkan referensi dari beberapa situs internet, salah satunya adalah situs pemerintah daerah Lembata, dan dari blog pribadi putra daerah khususnya daerah Labala Leworaja.
5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sebagaimana penulisan karya-karya ilmiah lain yang tentunya mempunyai tujuan dan manfaat, begitu pula halnya dengan penulisan karya ini. Adapun yang menjadi tujuan dan kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui lebih jauh tentang sejarah masuknya Islam di kerajaan Labala.
2. Untuk mengetahui tentang bagaimana akulturasi antara budaya Islam dengan kebudayaan yang sudah ada.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dimaksudkan sebagai konstribusi bagi pengembangan studi Sejarah Kebudayaan Islam, terutama menyangkut sejarah masuknya islam di kerajaan Labala
2. Agar hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan yang bermanfaat dalam ilmu Sejarah dan Kebudayaan.
3. Bahwa dengan adanya penulisan karya ini dapat dijadikan sebagai literatur/rujukan tambahan dan sumber bacaan bagi generasi yang akan datang.


[1] Sartono Kartodirjo, Marwati Djoened Poesponegoro, dan Nurgoho Noto Susanto, Sejarah nasional indonesia V ( Jakarta: Offset P.T Grafitas, 1975),h. 1
[2] Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http://wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lembata (28 juni 20011).
[3] http://leworaja.blogspot.com/2011_05_01_archive.html ( 28 juni 2011).
[4] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke III ( Jakarta Balai pustaka, 2003), h. 498.

[5] Ibid., h. 617.
[6] Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http://wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lembata (28 juni 20011).
Diposkan oleh Youchenky aL ayyuby Mayeli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar