PDRB adalah singkatan dari Produk Domestik Regional Bruto. teorinya
sih keseluruhan dari nilai tambah dari sektor-sektor ekonomi yang ada di
suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. beranjak dari pengalamanku
yang mencari teori PDRB di internet via google ga ketemu, jadi aku mau
post teori ringkasnya di blog aku. bukan aku yang bikin tapi dikutip
dari sumber yang terpercaya. siapa tau aja bermanfaat buat seseorang
entah siapa, dimana dan entah kapan.
Selamat membaca, semoga yang bingung ga’ semakin bingung.
1.1. Konsep dan Defenisi
1.1.1. PDRB
PDRB merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang
ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu
(provinsi dan kabupaten /kota), dan dalam satu kurun waktu tertentu
(satu tahun kelender). Kegiatan ekonomi yang dimaksud kegiatan
pertanian, pertambangan, industri pengolahan, sampai dengan jasa.
Dalam penghitungannya, untuk menghindari hitung ganda, nilai output bersih diberi nama secara spesifik, yaitu nilai tambah (value added).
Demikian juga, harga yang digunakan dalam perhitungan ini adalah harga
produsen. Penilaian pada harga konsumen akan menghilangkan PDRB
subsektor perdagangan dan sebagian subsektor pengangkutan.
1.1.1. Output
Dalam suatu proses produksi selama satu tahun, seluruh nilai harga
produsen barang/jasa yang diproduksi dinamakan output. Secara teknis
penghitungan ini adalah jumlah produksi dikalikan dengan harga atau
tarip jual dari produsen barang atau jasa tersebut.
1.1.2. Input Antara
Input antara merupakan nilai seluruh barang jasa yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa tersebut. Input antara juga diartikan
sebagai biaya antara atau biaya produksi.
1.1.3. Nilai Tambah
Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan dalam proses produksi,
dan besarnya sama dengan selisih output dengan input antara. Sebagai
contoh seorang tukang mebel selama ia membuat satu set mebel, orang
tersebut memerlukan bahan-bahan yang terdiri dari papan, paku, cat, busa
dan lain-lain. Perubahan semua nilai bahan diatas menjadi nilai mebel
adalah suatu pertambahan nilai.
1.2. Metode Penghitungan
Ada dua metode yang dapat dipakai untuk menghitung PDRB, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.
1.2.1. Metode Langsung
Penghitungan didasarkan sepenuhnya pada data daerah, hasil
penghitungannya mencakup seluruh produk barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh daerah tersebut. Pemakaian metode ini dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan.
1.2.1.1. Pendekatan Produksi
PDRB merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di suatu
wilayah/region dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.
Sedangkan NTB adalah Nilai Produksi Bruto (NPB/Output) dari barang dan
jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang digunakan dalam proses
produksi.
1.2.1.2.Pendekatan Pendapatan
PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh
faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu
wilayah/region dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka NTB adalah jumlah dari upah dan
gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong
pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB ini
termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung neto.
1.2.1.2. Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk
pengeluaran konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta nirlaba, pengeluaran
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan
inventori dan ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi
impor), di dalam suatu wilayah/region dalam periode tertentu, biasanya
satu tahun. Dengan metode ini, penghitungan NTB bertitik tolak pada
penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi.
1.2.2. Metode Tidak Langsung/Alokasi
Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan
nilai tambah nasional ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi
pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling
besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan
ekonomi tersebut.
Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data
yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan
saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong
peningkatan kualitas data daerah, sedangkan metode tidak langsung akan
merupakan koreksi dalam pembanding bagi data daerah.
1.3. Klasifikasi Lapangan Usaha
Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan/agregasi dari seluruh NTB
yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan
PDRB, seluruh lapangan usaha dikelompokkan menjadi sembilan sektor
ekonomi. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan
Produk Domestik Bruto (PDB) ditingkat nasional. Pembagian ini sesuai
dengan System of National Accounts (SNA). Hal ini juga memudahkan para analis untuk membandingkan PDRB antar provinsi dan antara PDRB dengan PDB.
Dengan demikian dalam penyajian buku ini kegiatan ekonomi/lapangan
usaha dirinci menjadi: 1). Pertanian, 2). Pertambangan dan Penggalian,
3). Industri Pengolahan, 4). Listrik, Gas dan Air Minum, 5). Konstruksi,
6). Perdagangan, Restoran dan Hotel, 7). Pengangkutan dan Komunikasi,
8). Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 9). Jasa-jasa termasuk jasa
pelayanan
1.4. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan
Hasil penghitungan PDRB disajikan atas harga berlaku dan harga konstan.
1.4.1. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam
suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga
tahun yang bersangkutan.
NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari pengurangan NPB/Output
dengan biaya antara masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku. NTB
menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi yang dihasilkan dan
tingkat perubahan harga dari masing-masing kegiatan, subsektor, dan
sektor. Mengingat sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap
sektor, maka penilaian NPB/Output dilakukan sebagai berikut :
1. Untuk sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara
langsung dari alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian,
pertama kali dicari kuantum produksi dengan satuan standar yang biasa
digunakan. Setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang
dihasilkan. Satuan dan kualitas yang dipergunakan tidak selalu sama
antara satu kabupaten/ kota dengan kabupaten/kota lainnya. Selain itu
diperlukan juga data harga per unit/satuan dari barang yang dihasilkan.
Harga yang dipergunakan adalah harga produsen, yaitu harga yang diterima
oleh produsen atau harga yang terjadi pada transaksi pertama antara
produsen dengan pembeli/konsumen. NPB/Output atas dasar harga berlaku
merupakan perkalian antara kuantum produksi dengan harga masing-masing
komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain menghitung nilai produksi
utama, dihitung pula nilai produksi ikutan yang dihasilkan dengan
anggapan mempunyai nilai ekonomi. Produksi ikutan yang dimaksudkan
adalah produksi ikutan yang benar-benar dihasilkan sehubungan dengan
proses produksi utamanya.
2. Untuk sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri
pengolahan, listrik, gas dan air minum, dan sektor konstruksi,
penghitungannya sama dengan sektor primer. Data yang diperlukan adalah
kuantum produksi yang dihasilkan serta harga produsen masing-masing
kegiatan, subsektor dan sektor yang bersangkutan. NPB/Output atas dasar
harga berlaku merupakan perkalian antara kuantum produksi dengan harga
masing-masing komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain itu dihitung
juga produksi jasa yang digunakan sebagai pelengkap dan tergabung
menjadi satu kesatuan usaha dengan produksi utamanya.
3. Untuk sektor-sektor yang secara umum produksinya berupa jasa
seperti sektor perdagangan,restoran dan hotel; pengangkutan dan
komunikasi; bank dan lembaga keuangan lainnya; sewa rumah dan jasa
perusahaan; serta pemerintah dan jasa -jasa, untuk penghitungan kuantum
produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai
dengan masing-masing kegiatan, subsektor, dan sektor. Pemilihan
indikator produksi didasarkan pada karakteristik jasa yang dihasilkan
serta disesuaikan dengan data penunjang lainnya yang tersedia. Selain
itu diperlukan juga indikator harga dari masing-masing kegiatan,
subsektor dan sektor yang bersangkutan. NPB/Output atas dasar harga
berlaku merupakan perkalian antar indikator harga masing-masing
komoditi/jasa pada tahun yang bersangkutan.
1.4.2. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan
Penghitungan atas dasar harga konstan pengertiannya sama dengan atas
dasar harga berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga suatu
tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan menggambarkan
perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah
dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu.
Penghitungan atas dasar konstan berguna untuk melihat pertumbuhan
ekonomi secara kesuluruhan atau sektoral. Juga untuk melihat perubahan
struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke tahun.
Pada dasarnya dikenal empat cara penghitungan nilai tambah atas dasar
harga konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut :
1.4.2.1. Revaluasi
Dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing
tahun dengan harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan
biaya antara atas dasar harga konstan. Selanjutnya nilai tambah atas
dasar harga konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya
antara atas dasar harga konstan.
Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara
yang digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat banyak
disamping itu data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua
keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga
konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga
konstan masing-masing tahun dengan ratio tetap biaya antara terhadap
output pada tahun dasar.
1.4.2.2. Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh
dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks
produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks
dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai
indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya,
yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan subsektor, dan sektor yang
dihitung.
Ekstrapolasi juga dapat dilakukan terhadap output atas dasar harga
konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap
output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.
1.4.2.3. Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi
nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks
harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan
indeks harga konsumen (IHK), indeks harga perdagangan besar (IHPB) dan
sebagainya, tergantung mana yang lebih cocok.
Indeks harga di atas dapat pula dipakai sebagai inflator, dalam
keadaan dimana nilai tambah atas harga berlaku justru diperoleh dengan
mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga
tersebut.
1.4.2.4. Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda yang dideflasi adalah output dan biaya
antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output
dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan
sebagai deflator untuk perhitungan output atas dasar harga konstan
adalah IHK atau IHPB sesuai cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga
untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar.
Dalam kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya
antara, disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena indeks
harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam penghitungan
harga konstan deflasi berganda belum banyak dipakai.
1.5. Kegunaan Statistik Pendapatan Regional
Dari data PDRB, dapat juga diturunkan beberapa indikator ekonomi penting lainnya, seperti :
1. Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Harga Pasar , yaitu PDRB
dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang
digunakan dalam proses produksi selama setahun.
2. Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor Produksi,
yaitu produk domestik regional neto atas dasar harga pasar dikurangi
dengan pajak tidak langsung neto. Pajak tidak langsung neto merupakan
pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi
yang diberikan oleh pemerintah. Baik pajak tidak langsung maupun
subsidi, kedua-duanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi
atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan harga jual
sedangkan subsidi sebaliknya. Selanjutnya, produk regional neto atas
dasar biaya faktor produksi disebut sebagai Pendapatan Regional.
3. Angka-angka per kapita, yaitu ukuran-ukuran indikator ekonomi
sebagaimana diuraikan diatas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun.
Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat
menunjukkan kondisi perekonomian regional setiap tahun. Manfaat yang
dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah :
1. PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya
ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah regional. Nilai PDRB yang
besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga
sebaliknya.
2. Pendapatan regional harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu wilayah.
3. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke
tahun.
4. Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur
perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu wilayah.
Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis
perekonomian suatu wilayah.
5. PDRB dan Pendapatan Regional Perkapita atas dasar harga berlaku
menunjukkan nilai PDRB dan Pendapatan Regional per kepala atau per satu
orang penduduk.
6. PDRB dan Pendapatan Regional Perkapita atas dasar harga konstan
berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk
suatu wilayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar