Rabu, 06 Mei 2015

Berdzikir selepas Solat

Berdzikirlah dengan tenang!

Kita melihat banyak kaum muslimin yang membaca dzikir setelah shalat dengan KOMAT-KAMIT karena saking cepatnya; khususnya ketika membaca dzikir “subhanallåh” 33x, “alhamdulilaah” 33x, dan “Allahu Akbar” 33x; padahal jumlah bacaan ketiga dzikir ini bervariasi, sehingga seseorang bisa membacanya dengan perlahan tanpa harus KOMAT-KAMIT.

Variasi dalam bertasbih, tahmid dan takbir setelah selesai shalat

Syaikh Sa’id al-Qahthaniy menjelaskan:

“Tasbih, tahmid, dan takbir setelah setiap selesai shalat terbagi menjadi enam bentuk (bacaan, berdasarkan hadits-hadits yang shåhiih):

1. Bentuk pertama;

Ketiganya dibaca masing-masing tiga puluh tiga kali 33x (sehingga jumlahnya menjadi 99); kemudian digenapkan seratus dengan bacaan:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ‪.‬ لَهُ الْمُلْكُ ‪.‬ وَلَهُ الْحَمْدُ ‪.‬ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir.

(Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah Yang Tunggal. Yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya pujian dan Dia Maha berkuasa atas segala sesuatu)

[berdasarkan HR Muslim no. 597]

Råsulullåh shållallåhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ

“Barangsiapa bertasbih kepada Allah sehabis shalat sebanyak tiga puluh tiga kali, dan bertahmid kepada Allah tiga puluh tiga kali, dan bertakbir kepada Allah tiga puluh tiga kali, hingga semuanya berjumlah sembilan puluh sembilan, -dan beliau menambahkan- dan kesempurnaan seratus adalah membaca

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai’in qadiir

غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan.”

[HR Muslim no. 597]

2. Bentuk kedua;

Tasbih dibaca 33x, tahmid 33x, takbir 34x

[berdasarkan HR Muslim no. 596]

Råsulullåh shållallåhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

مُعَقِّبَاتٌ لَا يَخِيبُ قَائِلُهُنَّ أَوْ فَاعِلُهُنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ ثَلَاثٌ وَثَلَاثُونَ تَسْبِيحَةً وَثَلَاثٌ وَثَلَاثُونَ تَحْمِيدَةً وَأَرْبَعٌ وَثَلَاثُونَ تَكْبِيرَةً

“Beberapa amalan penyerta, siapa saja yang mengucapkan dan mengamalkannya, maka dirinya tidak akan merugi, yaitu mengucapkan tasbih tiga puluh tiga kali, tahmid tiga puluh tiga kali, dan takbir tiga puluh empat kali setiap usai shalat wajib.”

[berdasarkan HR Muslim no. 596]

3. Bentuk ketiga;

Membaca:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

(subhanallah walhamdulilaah wallåhu akbar) 33x

[berdasarkan HR al-Bukhariy 843 dan Muslim 595]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

dari [Abu Hurairah] -dan ini adalah hadis Qutaibah- Bahwa orang-orang fakir Muhajirin menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata;

“Orang-orang kaya telah memborong derajat-derajat ketinggian dan kenikmatan yang abadi.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya:

وَمَا ذَاكَ

“Maksud kalian?”

Mereka menjawab:

“Orang-orang kaya shalat sebagaimana kami shalat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka bersedekah dan kami tidak bisa melakukannya, mereka bisa membebaskan tawanan dan kami tidak bisa melakukannya.”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ وَلَا يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ

“Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu yang karenanya kalian bisa menyusul orang-orang yang mendahului kebaikan kalian, dan kalian bisa mendahului kebaikan orang-orang sesudah kalian, dan tak seorang pun lebih utama daripada kalian selain yang berbuat seperti yang kalian lakukan?”

Mereka menjawab;

“Baiklah wahai Rasulullah…”

Beliau bersabda:

تُسَبِّحُونَ وَتُكَبِّرُونَ وَتَحْمَدُونَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً

“Kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid setiap habis shalat sebanyak tiga puluh tiga kali.”

[Abu shalih] berkata;

“Tidak lama kemudian para fuqara’ Muhajirin kembali ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata; ‘Ternyata teman-teman kami yang banyak harta telah mendengar yang kami kerjakan, lalu mereka mengerjakan seperti itu!’.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِهِ مَنْ يَشَاءُ

“Itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya!”

[HR al-Bukhariy 843 dan Muslim 595; lafazh diatas merupakan lafazhnya Muslim]

4. Bentuk keempat:

Tasbih dibaca 10x, tahmid 10x, takbir 10x

[berdasarkan HR al-Bukhariy 6329]

Råsulullåh shållallåhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

خَصْلَتَانِ لَا يُحْصِيهِمَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَهُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ يُسَبِّحُ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا وَيُكَبِّرُ عَشْرًا وَيَحْمَدُ عَشْرًا

“Ada dua perkara tidaklah seorang muslim menjaganya kecuali ia akan masuk surga, mudah diamalkan namun sedikit yang melakukannya; bertasbih di setiap usai shalat sepuluh kali, bertakbir sepuluh kali dan bertahmid sepuluh kali…”

(Shahiih; HR. Ahmad, Abu Dawud, at Tirmidziy, an Nasaa-iy, Ibnu Majah (dan ini lafazhnya); dishahiihkan oleh Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilaliy dalam Shahiih Kitab al-Adzkaar wa Dha’iifuhu no. 151)

5. Bentuk kelima:

Tasbih dibaca 11x, tahmid 11x, takbir 11x

[berdasarkan HR Muslim 43, 595]

Dalam hadis no. 3 diatas; Suhail mengatakan; “Sebelas sebelas, hingga semuanya berjumlah tiga puluh tiga.”

6. Bentuk keenam:

Membaca:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

(subhanallåh walhamdulilaah wa laa ilaaha illallåh wallåhu akbar) 25x

[berdasarkan HR. an Nasaa-iy 1350,1351; at-Tirmidziy 3413 ; dishåhiihkan oleh Syaikh al-Albaniy dalam Shahiih an Nasaa-iy I/191]

dari [Ibnu ‘Umar] bahwa ada seseorang yang bermimpi, dan ia ditanya,

“Dengan apa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam memerintahkan kalian? ‘

Ia menjawab;

أَمَرَنَا أَنْ نُسَبِّحَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَنَحْمَدَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَنُكَبِّرَ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ فَتِلْكَ مِائَةٌ

“Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam memerintahkan kami bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, serta bertakbir tiga puluh empat kali, setiap selesai shalat, maka itulah seratus (jumlahnya).”

Ia berkata;

سَبِّحُوا خَمْسًا وَعِشْرِينَ وَاحْمَدُوا خَمْسًا وَعِشْرِينَ وَكَبِّرُوا خَمْسًا وَعِشْرِينَ وَهَلِّلُوا خَمْسًا وَعِشْرِينَ فَتِلْكَ مِائَةٌ

“Bertasbihlah dua puluh lima kali, bertahmidlah dua puluh lima kali, bertakbirlah dua puluh lima kali, serta bertahlillah dua puluh lima kali, maka itulah seratus (jumlahnya).”

Pagi harinya dia menceritakan hal itu kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, lalu beliau Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

افْعَلُوا كَمَا قَالَ الْأَنْصَارِيُّ

“Lakukanlah sebagaimana yang dikatakan oleh orang Anshar ini.”

(HR. an Nasaa-iy)

Lantas dzikir mana yang paling utama?

Syaikh Sa-id al-Qahthaniy menjelaskan:

“Yang paling utama adalah kadang-kadang berdzikir dengan bentuk yang ini; dan kadang-kadang berdzikir dengan bentuk yang itu. Sehingga dapat bervariasi dalam mengamalkan tasbih-tasbih itu.”

[Syarah Hishnul Muslim, Syaikh Majdi bin Abdil Wahhab; edisi indonesia dengan judul yang sama, hlm. 225-226]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar