Permulaan
terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari. Gumpalan
gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan sesuatu hal,
terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolaholah dicampakkan sangat jauh,
tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi gumpalan
besar (Matahari) tersebut. Gumpalangumpalan yang terpisah dan masih tetap
berputar tersebut setelah mengalami proses pendinginan akan menjadi padat.
Itulah yang disebut palanet-planet yang jumlahnya delapan. Berturut-turut
nama-nama planet yang masuk susunan Matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi,
Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Dari
gumpalan yang terlepas tersebut (planet) terlepas pula sebagian dari planet,
tetapi juga tetap berputar dan mengelilingi gumpalan yang ditinggalkan, itulah
yang disebut Bulan atau Satelit.
Kejadian
tersebut memakan waktu yang sangat lama. Jadi, Bumi yang seperti sekarang ini
baru terjadi setelah berjuta-juta tahun yang lalu. Sesudah Bumi bertambah
dingin, berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan lamakelamaan bagian luarnya
makin padat sehingga pada permukaan bumi dapat ditempati manusia,
tumbuh-tumbuhan serta makhluk hidup lainnya. Lapisan kerak bumi paling luar
memiliki ketebalan ± 1.200 km. Menurut ahli geologi, pada permukaan bumi ini
terdapat berbagai oksida yang sebagian besar (± 60%) berupa oksida silikon
(SiO2).
Sesudah Bumi
terbentuk bersama-sama planet lainnya, bahan-bahan yang lebih berat menggumpal
di dalam inti, sedangkan keraknya terdiri atas unsurunsur silikon dan
magnesium. Lebih ke dalam lagi terdapat lapisan yang banyak mengandung unsur
persenyawaan logam sulfida. Yang paling dalam adalah inti yang mengandung besi
dan nikel. Tebal dari masing-masing bagian dapat diketahui dengan menyelidiki
jalannya gelombang gempa karena gelombang dibiaskan oleh lapisan tadi sesuai
dengan kecepatan gelombang pada lapisan tersebut.
Zaman
sejarah pembentukan bumi dapat dibagi menjadi 4, yaitu Prakambrium, Paleozoikum,
Mesozoikum, dan Kenozoikum.
1.
Prakambrium
Zaman
Prakambrium lebih tua dari zaman Kambrium, di mana lapisan-lapisannya terdapat
di bawah lapisan-lapisan yang mengandung fosil. Jelasnya, lapisan batuan baru
dikatakan pasti berumur Prakambrium jika tertutup lapisan yang berfosil
Kambrium.
Penampakan
batuan Prakambrium sangat jarang sekali dijumpai di permukaan bumi, hanya di
beberapa daerah dan terbatas pada tempat tertentu. Diperkirakan batuan
Prakambrium tampak di permukaan bumi karena batuan-batuan itu sejak terjadi
tidak pernah tertutup oleh sedimen yang lebih muda dan sedimen-sedimen muda
yang ada sudah habis terkikis oleh erosi. Umumnya daerah-daerah itu merupakan
bagian pusat benua. Karena bentuknya agak melingkar dan permukaannya sedikit cembung
maka inti-inti Prakambrium disebut perisai benua. Di sekitar bagian pusat yang
berbentuk perisai itu, lapisan Prakambrium tertutup oleh lapisan-lapisan yang
lebih muda, makin jauh dari bagian pusat akan semakin tebal. Lapisan
Prakambrium terdiri atas batuan-batuan berhablur, baik yang berasal dari
pembekuan magma cair, maupun dari peleburan dan penghambluran kembali
sedimen-sedimen dan batu-batuan lainnya, yang disebabkan oleh perubahan kimiawi
dan fisis pada sedimen-sedimen dan batuan beku.
Seringkali
batu-batuan Prakambrium sangat sulit diselidiki untuk mengetahui proses manakah
di antara ketiga proses tersebut yang sesungguhnya telah membentuk batuan tadi,
dan diantaranya dapat ditemukan bentuk-bentuk peralihan. Oleh sebab itu,
pelapisan seperti pada sedimen-sedimen tidak banyak diketahui. Seandainya
terdapat perlapisan maka seringkali hal ini disebabkan juga oleh
perubahanperubahan fisis dan kimiawi tertentu pada tekanan yang tinggi.
Hubungan dalam ruang dari batuan sangat rumit dan sulit untuk diuraikan.
Pada masa
Prakambrium dapat diketahui pula bahwa di beberapa daerah terdapat iklim yang
sangat dingin (endapan terbentuk oleh es darat atau gletser), sedangkan pada
saat lain, iklimnya panas dan lembap (lapisan yang berwarna merah dengan rekah
kerut), tetapi sangat sukar untuk menentukan iklim dari lapisan-lapisan sedimen
yang ada. Pada waktu itu permukaan bumi yang ada di atas muka laut merupakan
gurun, yang tidak disebabkan karena kekurangan air yang sangat besar (Sahara),
tetapi karena pada waktu itu belum terdapat tumbuh-tumbuhan darat. Faktor lain
adalah adanya oksigen bebas dalam atmosfer, yang jauh lebih sedikit daripada
sekarang.
Sesudah
diadakan penelitian dan penyelidikan yang saksama terhadap sisa-sisa batuan,
diketahui bahwa pada masa Prakambrium tidak ditemukan bentuk-bentuk hidup
dengan tekstur dan bentuk yang terang/jelas. Tekstur adalah istilah yang
dipakai untuk bentuk-bentuk dan arah-arah di dalam batuan, misalnya tekstur
butir. Struktur adalah istilah yang lebih banyak dipakai untuk bentuk-bentuk
yang terbangunkan oleh kumpulan batuan kubah. Di samping itu juga didapati
jejak rayapan cacing atau binatang serupa itu. Dalam masa Prakambrium tidak ada
jasad-jasad yang dapat membuat rangka yang keras sehingga pemfosilan tidak
mungkin terjadi.
2.
Paleozoikum
a. Kambrium
Endapan yang
terbentuk pada masa Kambrium banyak ditemukan fosil sehingga banyaklah yang
dapat diketahui tentang keadaan kehidupan masa itu. Masa ini ditandai oleh
adanya endapan-endapan yang mengandung jasad-jasad fosil yang telah mencapai
tingkat perkembangan yang tinggi, bila dibandingkan dengan yang dijumpai pada
masa Prakambrium. Semua masih hidup terbatas pada air. Oleh karena itu,
sisa-sisa peninggalannya hanya berupa jasad-jasad air, terutama jasad-jasad
samudera. Contohnya archaecyata dan binatang Trilobit Olenellus.
1)
Archaecyatha
Peranannya
seperti binatang karang. Jenis ini banyak membentuk endapan-endapan gamping
yang tebal. Pembentukannya seperti yang dibuat oleh binatang karang sekarang
ini di laut-laut daerah tropika. Gamping yang mengandung Archaecyatha telah
banyak ditemukan di California, Siberia, Spanyol, Australia, dan lain-lain.
2) Binatang
Yang menjadi
fosil penunjuk yang terpenting yang pada zaman Kambrium adalah Trilobita, yaitu
sebangsa jenis udang-udangan yang berkulit keras.
Batuan pada
masa Kambrium bercirikan endapan gamping yang mengandung banyak pirit, sedimen
pasir, dan berlempung yang kaya akan fosil. Pada masa ini tidak terdapat batas
iklim yang nyata, jasad yang membentuk gamping memerlukan air yang hangat.
Jadi, pada saat itu iklimnya sedang, bahkan panas. Masa Kambrium ditaksir
lamanya 70 juta tahun. Anggapan yang menyebabkan binatang-binatang yang dapat
memfosil semakin banyak dan ditemukan sebagian besar di daerah tertentu,
misalnya Kanada Barat sebagai berikut.
a) Pada masa
Kambrium, batu-batuan terkena pengaruh metamorfosa lebih kecil sehingga
lapisan-lapisan batu-batuan yang telah diendapkan dalam zaman geologi yang
lebih muda. Contohnya lempung lemigrad untuk pembuatan barang-barang pecah-belah.
b) Setelah
Prakambrium, beberapa kelompok binatang lebih banyak mempunyai kerangka maka
kemungkinan untuk memfosil lebih besar.
Dengan
menggunakan fosil maka dapat diketahui 3 macam zaman Kambrium, yaitu fauna
Kambrium bawah, fauna Kambrium tengah, dan fauna Kambrium atas.
a) Fauna
kambrium bawah
Masih bersifat kosmopolit, yaitu binatang-binatang masih terdapat di mana-mana
di dunia (Trilobit Olenellus).
b) Fauna
kambrium tengah
Sudah terbagi menjadi daerah-daerah fauna pasifik dan Atlantik. Daerah Atlantik
sebagai fosil binatang Paradoxides (Pasifik Olenoides).
c) Fauna
kambrium atas
Daerah fauna Pasifik bercirikan Diclocephalus dan terus menembus
Eropa-Tiongkok-Tibet sampai Spanyol. Daerah fauna Atlantik bercirikan Olenus.
b. Silur
Pada zaman Silur,
penyebaran fauna lebih luas dibandingkan dengan masa Kambrium. Banyak kelompok
binatang baru muncul pada zaman Silur ini. Di antaranya yang terpenting adalah
Vertebrata atau binatang bertulang punggung. Graptalit adalah ciri fosil
penujuk pada masa Silur dan merupakan kumpulan/kalori binatang kecil yang
disebut Rabdosoma.
Sedimen
pasir gamping, kebanyakan diendapkan pada tempattempat daerah yang terangkat di
dekatnya. Banyak binatang karang berkembang biak dengan baik sehingga
jasad-jasadnya meninggalkan lapisan batu gamping yang tebal.
Sedimen
dengan ciri fasies Graptalit terbentuknya di lautan yang dalam, tetapi kini
ternyata kebanyakan di antara lempung-lempung itu diendapkan di lautan yang
dangkal, yang kadang-kadang tertutup oleh ganggang laut. Hal ini menyebabkan
laut berwarna hitam (Laut Hitam). Di Indonesia zaman Silur adalah zaman
yang tertua yang diketahui. Fosil Silur berupa koral bulat yang bernama
Halisites, telah banyak ditemukan orang dalam batu-batu lepas dalam suatu
sungai di Papua.Air hujan di
Niagara terjadi pada endapan-endapan Silur. Iklim pada zaman Silur di mana-mana
mengalami panas yang hampir sama dengan masa Kambrium. Adanya sisa
evaporit-evaporit menunjukkan adanya iklim yang kering dan mungkin ada suasana
gurun.
c. Devon
Zaman ini
bercirikan munculnya tumbuh-tumbuhan darat dan binatang bertulang punggung. Di
laut dijumpai perkembangan luas kelompok-kelompok binatang yang tidak bertulang
punggung, seperti Amronit. Pada dasarnya Devon terbagi atas 3 macam, yaitu
Devon bawah, Devon tengah, dan Devon atas.
Pada umumnya
daerah Old Red Sandstone (ORS) terdiri atas Arkosa Konglomerat, batu pasir,
yang kesemuanya berasal dari perombakan pegunungan Kaledonia. Daerah ORS ini
meliputi daerah sekitar pegunungan Kaledonia, Inggris, Skotlandia, Skandinavia,
Spitsbergen, Grondalia, hingga jauh melampaui dataran tinggi Rusia. Khusus di
Grondalia, ORS berselang-seling dengan endapan-endapan laut dangkal. Demikian
pula di Tiongkok terdapat endapan ORS, terutama di Kuangli (karena ada hubungan
lautan pada saat benua Eropa dan Asia masih bersatu).
Pada zaman
Devon banyak ditemukan lapisan-lapisan endapan daratan yang sungguh luas.
Banyak di antaranya diendapkan dalam sungai atau dalam danau. Dalam lapisan
banyak ditemukan fosil-fosil ikan, demikian pula perkembangan tumbuhan daratan
baru berarti setelah zaman Devon.
Pada zaman
Devon keadaan iklim sangat panas, dan di daerah tropika banyak hujan disertai
tumbuhan berkembang, mengakibatkan terjadinya tanah merah yang bersifat laten.
Di samping itu dengan adanya sungai-sungai dan danau-danau, menunjukkan iklim
yang agak lembab. Di beberapa tempat ditemukan bekas-bekas yang
menunjukkan adanya gletser-gletser besar. Bekas-bekas ini ditemukan di Afrika
Selatan, Grondalia, dan Amerika.
Di Indonesia
zaman Devon hanya dapat ditunjukkan di beberapa tempat saja, yaitu dengan
adanya Heliolithes dan Tetracoralla. Clathrodyctyon daerah sungai Telen di
Kalimantan adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang telah terbukti
mempunyai batuan-batuan Devon.
d. Karbon
Zaman ini
ditandai dengan timbulnya sejumlah besar karbon bebas di pelbagai bagian dunia.
Karbon atau Carbonium atau Arang ini amat berpengaruh pada keadaan cuaca/iklim.
Pada zaman Karbon ini terjadi pembentukan pegunungan; hal-hal inilah yang
menyebabkan zaman
Karbon dapat dikenal dengan nyata. Terjadinya batu bara sangat erat hubungannya
dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan. Adanya karang menunjukkan iklim
sedang yang agak panas; adanya sedimen Klasika yang berwarna merah dengan rekah
kerut menandakan iklim kering/arid. Adanya tumbuh-tumbuhan dengan daun yang
cukup rindang menunjukkan adanya pelembagaan. Tidak adanya lingkaran tahun pada
batang-batang serta tumbuh terus, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
menyolok. Endapan batu bara yang berwarna merah menunjukkan peninggalan yang
kering dan gersang.
Perkembangan
naptelia, amfibia yang muncul pada zaman Devon mengalami perkembangan pesat,
demikian pula perkembangan serangga, lebah, dan lipan. Serangga pada zaman ini
ialah pemakan daging/bangkai. Pada tempat di mana karbon diendapkan sebagai
lapisan dasar laut, di sana dijumpai karang/koral dalam jumlah yang besar.
Perkembangan tumbuhan (paku/pakis, kawat/ sumbar batu) lebih nyata dibandingkan
dengan binatang bertulang punggung.
e. Perm
Ciri-ciri
perm ialah bahwa letak lapisan yang diskor dan di atas karbon mengandung batu
bara, juga adanya penyimpangan fauna laut dari 2 karbon fosil pada zaman
Paleozoikum akhir.
Di Indonesia peninggalan perm ditemukan di Timor pada lembah sungai Noil, besi
di Miaffo Timor Barat Daya berupa lapisan lava-lava bantal (kegiatan vulkanik).
Di Sumatera berupa gamping dan koral disertai dengan batuan dari gunung berapi.
Lapisan perm mengandung minyak, koalium (bahan porselin), lempung keramik,
besi, dan batu bara.
Pada umumnya
dalam sejarah bumi ditemukan kaidah-kaidah sebagai berikut.
a. Bila
perbedaan tinggi topografi tidak seberapa dan terdapat genangan laut yang luas
maka akan terdapat iklim yang agak panas dan merata di bagian bumi yang luas.
b. Bila
perbedaan tinggi topografi besar, yaitu selama sesudah ada orogenese atau
pengangkatan pegunungan yang meluas di seluruh dunia, ada pembagian iklim dalam
beberapa daerah, yaitu iklim kutub, sedang, kering, gersang, dan iklim hujan
tropis.
Jadi, dari
masa Paleozoikum dan Prakambrium dapat disimpulkan beberapa hal, yakni sebagai
berikut.
a. Pada
zaman Azoikum dapat dikatakan belum ada kehidupan sama sekali, barulah pada
zaman Protonozoikum mulai ada kehidupan.
b. Pada
zaman Paleozoikum mulai ada fosil-fosil baik berasal dari flora maupun fauna.
c. Pada
zaman Paleozoikum dapat disebut mulai ada tingkat kehidupan.
Pada saat
itu mulai timbul berbagai kehidupan seperti tumbuhan daratan pertama,
trolobita, ikan, ubur-ubur, di mana tingkat kehidupan masih sangat sederhana.
3. Mesozoikum
Masa
Mesozoikum terdiri atas zaman kapur, jura, dan trias. Zaman kapur berumur
kurang lebih 90 juta tahun, jura 140 tahun, dan trias 190 tahun. Ketiga zaman
ini disebut tingkat kehidupan pertengahan. Keadaan iklim pada waktu itu adalah
panas dan basah. Hal ini dapat diketahui dengan adanya pertumbuhan dan
perkembangan flora dan fauna yang ada pada saat itu. Pada zaman ini mulai
timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan berdaun lebar, binatang melata, amfibi,
dan ikan serta binatang menyusui pertama. Kehidupan flora dan fauna
penyebarannya terbatas.
4.
Kenozoikum/Neozoikum
Masa
Kenozoikum disebut juga masa Neozoikum, terdiri atas zaman tersier dan kwartir
dan merupakan tingkat kehidupan baru.
a. Zaman
Tersier
Zaman
tersier terbagi menjadi zaman eosen, oligosen, dan pleiosen. Zaman eosen
berumur 70 juta, oligosen 42 juta tahun, miosen 30 juta tahun, dan pleiosen 16
juta tahun. Pada zaman tersier tumbuh-tumbuhan berkembang biak dan meluas ke
seluruh wilayah kontinen, demikian juga mulai timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan
berbunga. Binatang menyusui dan burung-burung mulai meluas pada zaman ini.
Keadaan iklim tidak begitu berbeda dengan zaman sekunder. Pada zaman ini batu
bara muda mulai terbentuk.
b. Zaman
Kwartir Zaman
kwartir terdiri atas zaman pleistosen atau dilluvium dan zaman holosen atau
alluvium. Kedua zaman ini berumur kurang lebih 3 juta tahun yang lalu. Pada
zaman kwartir telah muncul manusia pertama.